
ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN
Coba perhatikan Gambar 1!. Tentunya, Saudara sudah tidak asing lagi dengan gambar-gambar tersebut. Bahkan, mungkin diantara Saudara ada yang baru saja mengkonsumsi salah satu atau beberapa jenis bahan makanan tersebut. Berbagai jenis bahan makan tersebut merupakan organ penyusun tubuh tumbuhan. Pernahkah Saudara berpikir, bagaimanakah karakteristik, fungsi, ataupun struktur anatomi organ-organ tersebut? Pada Bab ini Saudara akan mempelajarinya.
Gambar 1. Tumbuhan sebagai Bahan Makanan (Sumber: Belk & Maier, 2013)
Organ-organ tumbuhan dapat tumbuh dengan optimal jika seluruh proses fisiologis pada tumbuhan berlangsung dengan baik. Proses fisiologi tersebut diantaranya adalah fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan transportasi zat. Pada Bab ini Saudara juga akan mempelajari tentang proses-prose fisiologi tersebut. Senantiasa bersemangatlah dalam mempelajari materi-materi pada Bab ini. Selamat Belajar.
Struktur dan Fungsi Jaringan dan Organ Tumbuhan
Coba Saudara perhatikan Gambar 2!. Sebutkan organ-organ yang terdapat pada tumbuhan tersebut!
Gambar 2. Struktur Tubuh Tumbuhan (Sumber: Belk & Maier, 2013)
Tumbuhan Angiospermae mempunyai struktur yang relatif sederhana. Bagian tumbuhan ini terdiri atas tiga organ vegetatif nonreproduktif dan dua organ reproduktif. Tiga organ vegetatif terdiri atas daun, batang, dan akar. Dua organ reproduktif yang dimaksud adalah bunga dan buah. Organ-organ tumbuhan ini tersusun atas berbagai jenis jaringan. Jaringan-jaringan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda serta melakukan fungsi-fungsi yang saling berhubungan.
Struktur dan Fungsi Jaringan Penyusun Organ Tumbuhan
Jaringan tumbuhan dapat diklasifikasikan menurut dasar yang berbeda-beda. Pada bab ini yang menjadi dasar klasifikasi jaringan tumbuhan adalah aspek morfologi dan fisiologi tumbuhan yang dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Klasifikasi Jaringan Tumbuhan Berdasarkan Aspek Morfologi dan Fisiologi (Sumber: Mason, dkk., 2017)
Bagaimanakah karakteristik dan fungsi masing-masing jaringan dan organ tersebut?
Gambar 4. Meristem Apikal (Sumber: Mason, dkk., 2017)
Gambar 5. Meristem Apikal dan Lateral (Sumber: Mason, dkk., 2017)
Gambar 6. Posisi Meristem Interkalar (Sumber: Mason, dkk., 2017)
Gambar 7. Epidermis Bawang Merah (Sumber: https://www.microscopemaster.com/onion-cells-microscope.html)
Epidermis berasal dari sel protoderma. Hasil pembelahan protoderma dapat menjadi sel induk yang selanjutnya membentuk sel penutup stomata ataupun membentuk tonjolan yang disebut dengan trikoma. Stoma (stomata = jamak) merupakan celah (pori) pada epidermis yang dibentuk oleh dua sel penjaga. Perhatikan Gambar 8!. Stomata merupakan salah satu derivat epidermis. Stomata dapat ditemukan pada bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara terutama daun. Stomata tidak ditemukan di akar dan di seluruh permukaan tumbuhan parasite yang tidak memiliki kloroplas (misalnya: Monotropa dan Neottia). Stomata juga dapat ditemukan pada daun mahkota, tangkai sari dan daun buah, tetapi umumnya tidak berfungsi. Stomata berperan dalam mengatur fotosintesis dan transpirasi.
Gambar 8. (a) Stomata Tanaman Kacang-kacangan (Dikotil); (b) Stomata Tanaman Jagung (Monokotil) (Sumber: Mason, dkk., 2017)
Trikoma (trikomata=jamak) merupakan derivat epidermis yang mempunyai bentuk, struktur, dan fungsi yang bervariasi. Trikoma dapat ditemukan pada batang, daun, dan organ reproduktif. Trikoma berfungsi sebagai pelindung terhadap gangguan dari luar dan mengurangi penguapan. Trikoma pada akar disebut rambut akar, berfungsi menyerap air dan garam-garam mineral dari dalam tanah. Trikoma memiliki struktur yang beragam, berupa sel tunggal, multiseluler, ada juga yang berupa kelenjar. Trikoma secara umum digolongkan menjadi dua, yaitu trikoma non glandular dan trikoma glandular. Trikoma non glandular merupakan trikoma yang tidak menghasilkan sekret.! Trikoma glandular merupakan trikoma yang dapat mengeluarkan sekret (getah, larutan gula, terpentin). Trikoma ini disebut kelenjar. Perhatikan Gambar 9!.
Gambar 9. (Sumber: Glas, dkk. (2012); Xue, dkk. (2018))
Diantara Saudara mungkin ada yang pernah mendapatkan informasi bahwa, parenkim sering disebut sebagai jaringan dasar. Hal ini disebabkan karena beberapa hal berikut. Jika dilihat dari aspek morfologi, jaringan ini mendasari jaringan-jaringan lainnya. Dari aspek fisiologi, jaringan tersebut mendasari pembentukan jaringan-jaringan lainnya (maksudnya: meristem dan sel-sel reproduktif yang merupakan asal-usul jaringan pada dasarnya parenkimatik, sel-sel parenkim terlibat dalam penyembuhan luka dan regenerasi). Secara filogenetik, parenkim juga merupakan cikal-bakal jaringan-jaringan lainnya, hal ini bertolak dari kenyataan bahwa pada sebagian besar tumbuhan multi-seluler primitif, tubuhnya hanya tersusun dari parenkim saja. Perhatikan Gambar 10 agar Saudara mengetahui jaringan parenkim, begitu pula dengan jaringan dasar lainnya (sklerenkim dan kolenkim).
Gambar 10. Jaringan Dasar Tumbuhan: Kolenkim, Sklerenkim, dan Parenkim (Sumber: https://www.biologyonline.com/dictionary/parenchyma)
Sel parenkim dapat bertahan hidup selama bertahun-tahun. Sebagai contohnya, jaringan parenkim pada tanaman kaktus dapat hidup sampai lebih dari 100 tahun dan berfungsi dalam menyimpan makanan dan air; fotosintesis; dan sekresi. Jaringan ini berfungsi sebagai tempat utama aktivitas esensial tumbuhan. Misalnya: fotosintesis, asimilasi, respirasi, penimbunan cadangan makanan, sekresi, ekskresi atau segala aktifitas yang tergantung pada kehadiran protoplas hidup.
Gambar 11. Jaringan Sklerenkim (Sumber: Simon, dkk., 2013)
Berdasarkan letaknya pada tubuh tumbuhan. Serabut dibedakan menjadi dua tipe dasar. Pertama, serabut silar, merupakan serabut yang terdapat di dalam xylem. Serabut ini berkembang dari jaringan meristematik yang sama dengan asal-usul sel-sel xylem lainnya dan menjadi bagian integral xylem. Kedua, serabut ekstrasilar, merupakan serabut yang terdapat di luar xylem.
Sklereida dapat berasal dari parenkim atau dari jaringan meristematik. Sklereida terdapat pada beberapa bagian tubuh tumbuhan. Pada beberapa tumbuhan, sklereida tampil sebagai massa sel yang keras di dalam jaringan parenkim yang lunak. Sklereida ada juga yang tampak sebagai idioblas (sel-sel yang bentuk, ukuran, dan ketebalan dinding selnya berbeda dengan sel-sel lainnya yang terdapat pada jaringan tersebut). Selain terdapat pada buah pir, sklereida juga terdapat pada cangkang biji yang keras dan beberapa kulit biji serta sel batu lainnya. Dapatkah kita menemukan sklereida pada bagian tubuh tumbuhan lainnya? Coba carilah informasi dari berbagai sumber yang valid!
Berdasarkan bentuk selnya, sklereida dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipe sebagai berikut.
Gambar 5.11 Tipe-tipe Sklereida
Gambar 5.14 Perbandingan antara Trakeid dan Trakea (Sumber: Simon, dkk 2013)
Gambar 5.15 Floem Simon, dkk. (2013)
Struktur dan Fungsi Organ Penyusun Tubuh Tumbuhan
1. Struktur dan Fungsi Daun
Daun merupakan organ utama fotosintesis, tempat pertukaran gas, dan tempat terjadinya evaporasi (Gunstream, 2012). Daun merupakan organ utama fotosintesis (Miller & Levine, 2010). Daun merupakan bagian tumbuhan yang penting, pada umumnya setiap tumbuhan memiliki organ ini. Organ ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian tumbuhan lainnya (Tjitrosoepomo, 2007).
-
Pengambilan zat-zat makanan (reabsorbsi), terutama berupa zat gas (CO2).
-
Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi).
-
Penguapan air (transpirasi).
-
Pernafasan (respirasi).
Karakteristik daun sebagai berikut. Pertama, strukturnya tipis dan melebar. Kedua, kaya akan klorofil (pigmen warna hijau). Keberadaan pigmen ini menyebabkan daun (terkadang juga beberapa bagian tumbuhan lainnya) berwarna hijau. Ketiga, organ tumbuhan ini memiliki umur yang terbatas, akhirnya runtuh dan meninggalkan bekas pada batang. Keempat, duduknya daun pada batang yang menghadap ke atas.
Bagian utama daun adalah helai daun (lamina). Karakteristik bagian ini tipis dan merupakan bagian yang paling lebar. Bagian kedua adalah tangkai daun (Petiolus). Bagian ini melekatkan helaian daun ke batang (pada sebagian besar tumbuhan dikotil). Beberapa daun pada tumbuhan monokotil tidak memiliki tangkai daun, sehingga helai daun langsung menempel ke batang. Bagian daun terakhir adalah upih daun atau pelepah daun (vagina).
Perhatikan kembali Gambar 5.2! Coba tunjukkan bagian helai daun, tangkai daun, dan pelepah daun! Dapatkah Saudara menemukan semua bagian daun pada gambar tersebut? Tumbuhan pada Gambar 5.2 termasuk dalam tumbuhan dengan daun yang tidak memiliki pelepah. Hal inilah yang menyebabkan Saudara tidak dapat menemukan bagian pelepah daun pada Gambar 5.2. Berkaitan dengan lengkap dan tidak lengkapnya bagian-bagian daun, maka daun dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu daun lengkap dan daun tidak lengkap.
Gambar 5.16 Daun Pisang, salah satu contoh daun lengkap
Gambar 5.17 Daun Mangga (Fajri, dkk 2017)
Bagaimanakah struktur anatomi daun? Perhatikan Gambar 5.18!
Gambar 5.18 Struktur Anatomi Daun (Miller & Levine, 2010)
2. Struktur dan Fungsi Batang
-
Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah, misalnya: daun, bunga, dan buah.
- Memperluas bidang asimilasi.
- Jalur utama transportasi air dan zat-zat makanan (bawah ke atas) dan hasil hasil asimilasi (atas ke bawah).
- Tempat penimbunan zat-zat cadangan makanan.
- Batang membantu melindungi tanaman dari predator dan penyakit.
- Menghasilkan daun dan organ reproduktif, misalnya bunga.
-
Pada umumnya berbentuk bulat panjang, akan tetapi ada pula tumbuhan yang bentuk batangnya lain (misalnya: tumbuhan yang bentuk batangnya segi empat, contohnya: Passiflora quadrangularis; tumbuhan yang betuk batangnya pipih, contohnya: Opuntia vulgaris). Yang perlu diingat, bentuk batang selalu bersifat aktinomorf, artinya dapat dibagi menjadi dua bagian yang setangkup.
-
Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku. Pada buku-buku inilah tempat tumbuhnya daun.
-
Bersifat fototrop atau heliotrop, artinya arah tumbuhnya ke atas, menuju arah datangnya cahaya atau matahari.
-
Pertumbuhan batang tidak terbatas, karena ujungnya selalu bertambah panjang.
-
Selalu membentuk percabangan.
-
Tidak seperti daun, selama tumbuhan masih hidup, batang tumbuhan tidak gugur (kecuali cabang atau ranting yang kecil).
-
Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali pada batang yang masih muda atau pada batang tumbuhan yang berumur pendek (misalnya: rumput, padi, bayam, dll.).
Bagaimanakah dengan struktur anatomi batang? Perhatikan Gambar 5.19! Jika kita perhatikan gambar 5.19 terdapat dua jenis bentuk struktur anatomi batang. Gambar yang atas adalah struktur anatomi batang tumbuhan monokotil dan gambar yang bawah adalah struktur anatomi batang tumbuhan dikotil.
Gambar 5.19 Struktur Anatomi Batang Tumbuhan Monokotil dan Dikotil (Mason, dkk (2017)
3. Struktur dan Fungsi Akar
Akar merupakan organ yang memiliki fungsi utama untuk menyerap air dan mineral dari dalam tanah. Sebagian besar tumbuhan monokotil memiliki akar serabut, sedangkan tumbuhan dikotil memiliki akar tunggang. Perhatikan Gambar 5.19! Akar biasanya memiliki karakteristik sebagai berikut.
- Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah, arah tumbuhnya ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotrop), meninggalkan udara dan cahaya.
- Tidak berbuku-buku atau beruas-ruas dan tidak mendukung daun-daun maupun bagian-bagian lainnya.
- Warnanya tidak hijau. Biasanya berwarna keputih-putihan atau kekuning-kuningan.
- Ujung akar terus tumbuh, meskipun pertumbuhannya tidak secepat pertumbuhan ujung batang.
- Bentuknya runcing, sehingga mudah menembus tanah.
Nah, apa fungsi akar bagi tumbuhan?
- Memperkuat berdirinya tanaman.
- Menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air di dalam tanah.
- Mengangkut air dan zat-zat makanan ke bagian-bagian tumbuhan yang memerlukan.
- Terkadang juga berfungsi sebagai tempat untuk penimbunan makanan.
Gambar 5.19 Perbedaan Akar Tumbuhan Monokotil dan Dikotil (Belk & Maier ( 2013)
Akar memiliki bagian-bagian, yaitu leher akar atau pangkal akar; ujung akar; batang akar; cabang-cabang akar; serabut akar; rambut-rambut akar; dan tudung akar. Bagian-bagian tersebut sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 5.20.
Gambar 5.20 Bagian-bagian Akar
Bagaimanakah struktur anatomi akar? Agar kalian mengetahuinya, perhatikan Gambar 5.21! Sebagaimana batang, struktur anatomi akar tumbuhan monokotil berbeda dengan struktur anatomi akar tumbuhan dikotil.
Gambar 5.21 Struktur Anatomi Akar
4. Struktur dan Fungsi Bunga
Sebelum suatu tumbuhan mati, biasanya terlebih dahulu dihasilkan suatu alat yang kemudian dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru. Alat ini disebut alat perkembangbiakan (organum reproductivum), berfungsi untuk menghasilkan keturunan baru. Alat perkembangbiakan dibedakan menjadi dua, yaitu: alat perkembangbiakan yang bersifat vegetatif dan generatif. Alat perkembangbiakan yang bersifat vegetatif adalah alat-alat hara (daun, batang, dan akar), yang mana karakteristik dan fungsinya telah Saudara pelajari sebelumnya. Alat perkembangbiakan yang bersifat generatif pada tumbuhan berbiji adalah biji.
Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa, jika sudah waktunya, tumbuhan berbiji akan berbunga (menghasilkan bunga). Bunga selanjutnya akan berkembang menjadi buah. Di dalam buah dapat kita temukan biji. Biji inilah yang kemudian akan tumbuh menjadi tumbuhan baru.
Hal yang harus Saudara pahami, bagian pokok tumbuhan sebenarnya hanya ada tiga macam, yaitu akar, batang, dan daun. Bagian tumbuhan lainnya merupakan modifikasi atau penjelmaan salah satu atau kombinasi dari ketiga bagian pokok tersebut. Nah, bagaimanakah dengan bunga? Bunga merupakan modifikasi dari tunas (batang dan daun), dimana bentuk, warna, dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan, sehingga pada bunga dapat berlangsung proses penyerbukan dan pembuahan dan akhirnya dapat menghasilkan calon individu baru.
Suatu bunga memiliki karakteristik yang khas untuk setiap jenis atau sekelompok tumbuhan. Oleh karena itu, karakteristik bunga merupakan tanda pengenal bunga yang paling utama. Karakteristik tersebut sebagai berikut.
- Bentuk bunga (secara keseluruhan) atau bentuk bagian-bagian tertentunya menarik.
- Memiliki warna dan bau yang menarik dan khas.
- Beberapa jenis bunga memiliki madu ataupun zat lainnya.
Bagaimanakah struktur bunga? Agar Saudara mengetahuinya, perhatikan Gambar 5.22 dan Tabel 5.1!
Gambar 5.22 Struktur Bunga (Urry, et al 2017)
Tabel 5.1 Bagian-bagian Bunga
Bagian-bagian Bunga |
Keterangan |
|
Kelopak (Sepal) |
|
|
Mahkota (Petal) |
|
|
Benang sari/ stamen/ alat kelamin jantan |
Tangkai sari (Filamen) |
Bagian benang sari yang berbentuk benang, dengan penampang melintang berbentuk bulat |
Kepala/ kantong sari (Anter) |
|
|
Putik/ karpel/ alat kelamin betina |
Kepala Putik (Stigma) |
Bagian putik yang letaknya paling atas, terletak pada ujung tangkai kepala putik. |
Tangkai Kepala Putik (Stilus) |
Bagian putik yang sempit dan terdapat di atas bakal buah, biasanya berbentuk benang. |
|
Bakal Buah (Ovarium) |
|
Keterangan |
||
|
: |
Bagian bunga yang bersifat steril |
|
|
|
|
: |
Organ reproduktif; bersifat fertil |
Sekarang Saudara telah mengetahui bagian-bagian bunga, berdasarkan keberadaan bagian-bagian bunga pada suatu bunga, bunga dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, sebagai berikut.
Septi Nurfauzi
Jumat, 03 Desember 2021 07:03 AM
Website nya keren....sdh ada materi yg bs dipelajari mahasiswa...ada mini lab yg berbasis project juga????????????????